Selasa, 12 Januari 2010

Tahun 2010 tahun anug'rah..

Dalam menyambut sesuatu yang baru pasti ada sebuah perayaan sebagai tanda kebahagiaan atau tanda syukur kepada Tuhan YME, entah itu mobil baru, rumah baru, bayi yang baru dilahirkan dan sebagainya. Bahkan tak ketinggalan dalam menyambut tahun baru, pergantian tahun ini dirayakan diseluruh belahan dunia. kemeriahan menyambut tahun baru ini boleh dikatakan paling ramai, walaupun setiap daerah atau belahan dunia tidak merayakannya secara bersamaan karena adanya perbedaan waktu antara tiap wilayah di belahan bumi.
Kemeriahan ini dapat dilihat dengan pesta kembang api di hampir semua negara bahkan setiap kota, gegap gempita kembang api, riuh gemuruh petasan menjadi simbol dari sebuah pergantian tahun. Kemudian yang tertinggal setelah semua luapan kegembiraan tersebut adalah sampah dan kotoran yang tersebar kemana-mana.
Menarik sekali ketika kita dalam suasana yang begitu meriah kita tidak sadar bahwa ada bekas sampah yang akan tertinggal sebagai kenang-kenangan. Mencermati hal tersebut kita dapat melihat betapa luapan kegembiraan yang kita rasakan hanya sesaat akan berganti dengan noda atau kotoran yang tersebar. Kemeriahan atau kesenangan sesaat terkadang meninggalkan noda, saat kita sedang menapakinya tak pernah kita sadari berapa beban yang akan kita tanggung esok hari.
Beberapa rekan-rekan kita bahkan menghabiskan begitu banyak milik mereka untuk menikmati atau andil dalam kemeriahan tersebut. "Inikan setahun cuma sekali", seringkali hal ini menjadi alasan. Kami tidak melarang hal tersebut apalagi mengharamkannya. Sah-sah saja ketika semua kita bisa menikmatinya.
Kemudian beberapa kasus menunjukan bahwa kecelakaan yang memakan korban dalam perayaan dan gegap gempita tahun baru, sebuah rumah di daerah Entrop, Jayapura terbakar pada malam penyambutan tahun 2010, seorang anak di Sorong terpaksa harus dirawat di rumah sakit karena petasan yang meletus dalam genggamannya mengakibatkan luka cukup serius.
Apa yang dapat kita petik dari uraian di atas? Luapan kegembiraan yang berlebihan terkadang meninggal kepedihan dihati kita, bisa saja luka itu kita rasakan saat itu juga atau bisa juga setelah semua itu kita lalui.
Kemeriahan penyambutan tahun baru, khususnya tahun 2010 jangan hanya menjadi euforia sesaat kemudian meninggalkan noda dan luka dihati kita, mari mengucap syukur sepanjang tahun 2010. Kemeriahan pesta penyambutan tahun baru 2010 tidak hanya kita rasakan pada tanggal 1 Januari tapi tetap terjaga sampai 31 Desember nanti. Tahun ini adalah tahun anugerah bagi semua orang, bagi semua bangsa, bagi semua suku, tahun anugerah bagi orang Papua. Biarlah setitik bintang di timur mampu memberikan harapan yang besar dalam hati setiap insan Papua dan akan terus terjaga sampai kapanpun. Tidak hanya kemeriahan yang kita rasakan diawal tahun lalu duka karena pelanggran HAM, korupsi yang merajalela diseantero negeri Cenderawasih, kelaparan, kepentingan oknum dan golongan atau kelompok tertentu, mari menjaga harapan kita.
Mari bersama Melihat, Berpikir dan Melakukan (filosofi Suku Mee, Papua).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"berikanlah komentar positif yang membangun"
"boleh mengkritik, tapi sebisa mungkin berikanlah kritik yang membangun"